Thursday, December 13, 2018


Kenapa Emosi Trading Itu Buruk?

Dari sekian banyak jenis emosi yang mungkin Anda kenal, hanya ada 2 kategori emosi utama yang wajib diwaspadai: ketakutan (fear) and greed (keserakahan).
Setiap trader pada dasarnya selalu berharap bahwa posisinya akan mendapat keuntungan. Lumrah jika pemula hanya membayangkan skenario terbaiknya saja. Karena itu, posisi Entry biasanya dibiarkan berjalan tanpa target profit atau batasan kerugian. Mereka tidak ingin membatasi keuntungan dengan TP, atau tidak menggunakan SL karena bersikeras harga masih bisa berbalik saat posisi merugi. Jika tindakan-tindakan ini dilakukan tanpa dasar analisa yang jelas, maka emosi trading greed-lah yang telah mempengaruhi keputusan trader untuk melakukannya. Kategori emosi trading ini biasanya juga berkaitan dengan overconfident (terlalu percaya diri).
Di sisi lain, ada juga emosi trading yang menyebabkan pemula cepat-cepat menutup posisi, yakni fear. Ketika harga bergerak searah dengan posisi (skor hijau), emosi trading membuat pemula khawatir kalau harga akan berbalik arah, jadi mereka terburu-buru menutup posisi trading untuk melikuidasi keuntungan. Sebaliknya, ketika harga bergerak melawan posisi (skor merah), trader pemula yang kelewat khawatir akan langsung menutup posisi karana takut kerugiannya makin membengkak. Padahal, harga bisa saja hanya bergerak dalam koreksi dan kembali ke arah yang sesuai dengan posisi tradingnya tak lama kemudian.
Sekarang bayangkan jika kebiasaan-kebiasaan buruk di atas diteruskan. Profit tak bisa konsisten, dan loss pun tak dapat dijaga sesuai batas toleransi. Lama-kelamaan, akun trading bakal terkikis dan kehabisan dana. Itulah kenapa, emosi trading efeknya negatif selama bertrading.


Bertrading Itu 1% Kecerdasan, 99% Manajemen Emosi Trading

Sebenarnya, setiap orang mampu bertrading karena tidak ada persyaratan khusus untuk mengikuti kegiatan trading di pasar Forex. Artinya, apapun latar belakang pendidikan atau berapapun besar modal Anda, setiap individu memiliki peluang untuk mendapat keuntungan di pasar Forex.
Memang benar setiap orang punya peluang untuk mendulang profit dengan bertrading Forex, tapi hanya trader berpengalaman saja yang benar-benar bisa menangguk keuntungan secara konsisten. Hal ini karena bagi mereka, transaksi valas (Forex) dasarnya adalah manajemen emosi melalui aplikasi sistem trading dan disiplin.
Tanpa adanya manajemen emosi, trading Forex akan selalu dipengaruhi penilaian-penilaian subyektif yang bisa mendatangkan kerugian besar. Bahkan jika dipetakan, manajemen emosi ini menguasai 99% skill yang dibutuhkan dalam trading. Sedangkan keahlian trading itu sendiri? Hanya mendapat  1%.

No comments:

Post a Comment

US 30-year inflation-adjusted Treasury yield turns positive for first since June 2020 NEWS | 2/23/2021 1:12:49 AM GMT | By Omkar Godbole

  According to data provided by the Department of the Treasury, the  US  30-year real or inflation-adjusted Treasury yield has risen above z...